Jumat, 20 Mei 2011

TAMAN LELE

Taman Lele merupakan salah satu tempat wisata di kota Semarang yang menawarkan berbagai konsep. Disana terdapat berbagai macam hal yang bisa dinikmati oleh para pengunjung, diantaranya ada danau buatan yang dikelilingi oleh gazebo sehingga pengunjung dapat beristirahat dan makan makanan yang tersaji disana, ada juga sepeda air, kolam renang, dan kebun binatang mini.


Taman Lele terletak tidak terlalu jauh dari pusat kota Semarang. Dengan menempuh rute ke arah pantura (Semarang-Jakarta), area Taman Lele ini dapat ditemukan di sebelah kiri jalan (tepatnya di daerah Mangkang).

Harga tiket masuknya pun tidak terlalu mahal, dan sangat cocok sekali apabila ingin melepas lelah penat dalam perjalanan ke/dari arah Jakarta.

Sabtu, 30 April 2011

SAM POO KONG


Sekarang ini kita akan menjelajah daerah Simongan ( daerah tempat saya lahir hahaha ). Daerah ini mempunyai sejarah yang cukup penting bagi kota Semarang, karena di daerah Simongan ini ( tepatnya di gedung batu ) terdapat satu kuil/klenteng yang cukup terkenal di daerah Asia Tenggara ( atau mungkin di daerah Asia ) yaitu klenteng Sam Poo Kong.

Gerbang Sam Poo Kong
Klenteng Sam Poo Kong ini sangat dipercayai sebagai tempat persiggahan seorang Laksamana pada jaman dinasti Ming yaitu Laksamana Cheng Ho pada sekitar tahun 1401. Cheng Ho diutus oleh Kaisar Cheng Zhu untuk pergi mencari mustika di daerah utara. Cheng Ho singgah di daerah Semarang ini karena dahulu Semarang merupakan pelabuhan yang cukup penting dan sering disinggahi oleh pedagang dari daerah China, Persia, dan Belanda.
Di dalam klenteng ini pengunjung dapat melihat berbagai tempat pemujaan, seperti :
- tempat pemujaan dewa Bumi yang berupa arca
- tempat pemujaan dewa Bumi yang berupa klenteng Thao Tee Kong
- tempat pemujaan Kyai Juru Mudi ( Juru Mudi Kapal Cheng Ho )
- tempat pemujaan Sam Poo Kong ( di tempat ini ada sumber air yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit)
- tempat pemujaan Kyai Cundruk Bumi ( penyimpanan pusaka dan senjata Cheng Ho )
- tempat pemujaan Ki dan Nyi Tumpeng ( urusan makanan kapal Cheng Ho )
Di tempat ini juga terdapat prasasti yang menceritakan hubungan yang harmonis antar bangsa pada masa itu.
Oiya, sekitar bulan Agustus juga terdapat satu ritual yang cukup menarik dan cukup membuat macet ( sering terlambat sekolah dahulu gara-gara terjebak macet hehe), yaitu prosesi perarakan "abu kongco" dari klenteng Tay Kak Sie ( di daerah pecinan ) menuju ke klenteng Sam Poo kong.
Patung Cheng Ho
Relief Sam Poo Kong

Prosesi ini muncul sejak abad ke-19 dimana saat itu Klenteng Sam Poo Kong dikuasai oleh tuan tanah yang bernama Johanes. Dia mempunyai kebijakan untuk menarik retribusi/bea masuk yang sangat mahal bagi pengunjung yang ingin masuk ke dalam klenteng Sam Poo Kong. Para pengunjung yang merasa sangat keberatan dengan kebijakan ini kemudian memindahkan kegiatannya di klenteng Tay Kak Sie yang berada di daerah Pecinan Semarang dan membuat replika patung Sam Poo Kong ( Cheng Ho ). Namun pada tanggal 29 ato 30 bulan keenam penanggalan imlek, patung tersebut diarak menuju klenteng Sam Poo Kong dengan tujuan agar patung replika tersebut tetap memiliki berkah dari patung asli.
Klenteng Tay Kak Sie
Sekitar tahun 1879, kawasan Simongan ini dibeli oleh Oei Tjie Sien yang kemudian mengubah kebijakan dari Johanes dengan meniadakan ongkos masuk bagi siapapun yang ingin masuk ke dalam klenteng Sam Poo Kong. Prosesi perakan tersebut sempat terhenti karena kebijakan tersebut, akan tetapi sekitar tahun 1930, acara tersebut dihidupkan kembali sampai sekarang. Pada prosesi tersebut penh=gunjung dapat melihat berbagai atraksi Barongsai yang sangat menarik dan juga dapat melihat kembang api pada malam hari yang sangat meriah..
So jangaan ragu-ragu menuju ke Klenteng Sam Poo Kong ini :)
Atraksi Barongsai

Atraksi Barongsai


Selasa, 19 April 2011

GEREJA BLENDUG

Gereja Blendug
Bila anda datang ke kota Semarang menggunakan kereta api eksekutif/bisnis maka anda akan berhenti di stasiun Tawang. Nah di kawasan stasiun tawang ( kawasan kota tua Semarang ) inilah terdapat Gereja Blendug, suatu gereja peninggalan bangsa Belanda yang dulu pernah menjajah Indonesia. 
Bangunan gereja ini sungguh artistik dan tetap mampu berdiri kokoh walaupun terkena hujan dan panas sejak 1753. Bentuk bangunan gereja ini sangat mencolok dibandingkan bangunan disekitarnya karena bentuk kubahnya yang menyerupai setengah bola berwarna merah dan gerbangnya yang memiliki 2 pilar kokoh. 
Pilar Gereja

Kubah Gereja
Ketika memasuki bagian dalam gereja inipun kita dapat merasakan keindahan dari arsitektur khas Belanda. Di dalam gereja ini masih terdapat bangku asli sejak jaman Belanda, Lampu gantung, dan Orgen Barok ( sayang orgen ini rusak karena tidak ada ahli yang mampu memperbaikinya ). 
Inside Church

Orgen Barok
Gereja ini dibangun pertama kali tahun 1753 dengan bentuk rumah panggung khas jawa, tetapi pada tahun 1894 gereja ini dibangun kembali oleh H.P.A De Wilde dan W. Westmas dengan bentuk seperti sekarang ini.
Oiya tak lupa Gereja Blandug ini sampai sekarang masih digunakan untuk kebaktian umat Protestan setiap hari minggu.

Senin, 18 April 2011

UMBUL MUKTI

Kolam Umbul Mukti
Indah bukan pemandangan di atas?? itulah salah satu sudut pandang yang akan kita bisa nikmatin saat kita berada di Umbul Mukti.
Umbul Mukti berada di kawasan kabupaten Semarang, tepatnya di daerah Bandungan ( mirip dengan Ibukota Jawa Barat ya?? hehe ). Untuk mencapainya diperlukan waktu lbuh kurang 45 menit dari pusat kota Semarang.
Scenery of Sido Mukti

Wahana Sido Mukti
Marine Bridge
Keistimewaan Sido Mukti adalah pemandangannya yang luar biasa ( kita disuguhi oleh pemandangan bukit dan lembah serta apabila beruntung kita dapat melihat keindahan matahari terbenam ). Selain pemandangan, kita juga dapat bermain air disini, karena di Sido Mukti terdapat beberapa kolam renang artificial yang airnya sejuk dan menyegarkan ( kalau boleh dibilang dingin hehe ).
Tak lupa disini juga ada wahana permainan outbond seperti flying fox, marine bidge, atv, dll yang akan memicu adrenaline kita.
Kantin
Setelah puas bermain main dan menikmati pemandangan yang indah, tentunya kita akan merasa lapar bukan? tetapi jangan khawatir, disini juga teredia kantin dimana kita bisa memesan berbagai masakan seperti nasi goreng, mi goreng, teh hangat, dll dengan harga yang terjangkau.
Oiya ta lupa, pengelola Sido Mukti juga menawarkan tempat untuk berkemah, sehingga teman-teman sekalian bisa menikmati keindahan alam dan kesejukan udara yang sekarang ini sangat susah kita dapatkan.
Jika teman-teman merasa suntuk ataupun jenuh dengan rutinitas, datanglah ke Sido Mukti ini, makan beban pikiran anda akan terlupakan dan anda akan merasa fresh ( seperti baru dicharge ).. :) 

Kamis, 14 April 2011

LUMPIA SEMARANG

mmm.. siapa sih yang ga tau nama makanan yang satu ini.. Bagi yang belum pernah melihat makanan lezat ini, saya tunjukan penampakannya..

Lumpia Goreng
Nah itu dia penampakannya.. Sungguh tampak nikmat bukan makanan yang terbuat dari rebung dan bisa ditambah dengan bahan yang lain ( seperti udang, daging ayam, jamur, dll ) sebagai isi..
Lumpia merupakan makanan khas dari kota Semarang, sehingga kota ini sering diidentikan sebagai kota Lumpia ( seperti kota gudeg untuk Yogyakarta atau dodol untuk kota Garut ).

Di Semarang sendiri terdapat empat aliran dalam pembuatan lumpia ini, aliran tersebut adalah aliran gang lombok, aliran jalan pemuda, aliran jalan mataram, dan yang terakhir adalah aliran orang-orang yang mengembangkan sendiri resep lumpia sehingga menjadi "leker" untuk dinikmati.. Masing-masing aliran memiliki kelebihan dan punya citarasa yang berbeda.. Apabila ingin merasakan apa perbedaannya silahkan mencicipi sendiri makanan yang merupakan kolaborasi masakan tionghoa dan jawa ini..
berikut akan saya cantumkan beberapa alamat tempat penjaja lumpia di Semarang :
- Lumpia Gang Lombok ( Jl. Gang Lombok ) buka jam 8-17
- Lumpia Mba Liem ( Jl. Pemuda, Jl. Mataram, dan Jl. Pandanaran )
- Lumpia Express ( Jl. Gajah Mada )


PETA SEMARANG


Jumat, 08 April 2011

TUGU MUDA



Tugu Muda terletak di daerah semarang bagian tengah. Tugu Muda terletak persimpangan jalan pemuda, jalan dr. Sutomo, jalan Pandanaran, jalan Mgr. Sugijopranata, dan jalan Imam Bonjol . Tugu ini dari jauh berbentuk seperti lilin. Tugu ini terdiri dari tiga bagian, yaitu landasan, kepala, dan badan. 
Pada sisi landasan terdapat relief yang menggambarkan berbagai peristiwa sejarah, khususnya yang melibatkan warga Semarang. Terdapat 5 buah relief di Tugu Muda ini. Relief pertama menggambarkan kesengsaraan rakyat saat pendudukan Belanda dan Jepang,  relief kedua menggambarkan perjuangan pemuda saat pertempuran, terutama saat pertempuran lima hari di Semarang, relief ketiga menggambarkan penyerangan rakyat terhadap Belanda dan Jepang, relief keempat menggambarkan korban petempuran rakyat saat pertempuran Lima Hari Semarang, dan relief kelima menggambarkan kemenangan rakyat terhadap penjajah.
salah satu relief 
Peletakan batu pertama pembangunan Tugu Muda dilakukan tanggal 28 Oktober 1945 oleh gubernur Jawa Tengah saat itu Wongsonegoro. Karena beberapa kali mengalami kendala, seperti perang dan kesulitan dana, pembangunan Tugu Muda menjadi terhambat. 
Desain Tugu Muda dirancang oleh Salim dan reliefnya dikerjakan oleh Hendro. Batu untuk pembangunannya didatangkan dari Kaliurang dan Paker. Akhirnya pada tanggal 20 Mei 1953 bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional diresmikan oleh Presiden Soekarno. 
Tugu Muda juga dilengkapi dengan taman, kolam, dan lampu-lampu disekelilingnya, sehingga para pengunjung dapat menikmati keindahan dan juga napak tilas sejarah perjuangan rakyat Indonesia saat jaman penjajahan. 
Tugu Muda at Night





Kamis, 07 April 2011

Welcome to Semarang, dude!!

SEJARAH KOTA SEMARANG


Kota Semarang adalah ibukota propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Semarang berbatasan dengan Laut Jawa dibagian utara, Kabupaten Demak di sebelah timur, Ambahrawa di bagian selatan, dan kabupaten Kendal di sebelah barat.
Semarang City
Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-8 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Poo Kong (Gedung Batu).
Kelenteng Sam Poo Kong
Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan (Sunan Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.

Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Aarang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat atau Ki Ageng Pandanaran). Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.
Kemudian pada tahun 1678 Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705 Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.
Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang dikepalai Militer (Shico) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari (yang menyebabkan dr. Kariadi wafat). Pada tahun 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Wali kota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangya pemerintahan pendudukan Jepang.
Dr. Kariadi
Tahun 1946 Inggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda. Ini terjadi pada tanggal l6 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri (Walikota Semarang) sebelum proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Namun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian di luar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R Patah, R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti di masa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementerian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.

POTENSI WISATA di KOTA SEMARANG
Sebagai Ibukota Jawa Tengah, daya tarik kota Semarang juga terletak di berbagai tempat tujuan wisata, antara lain Sam Poo Kong, Tugu Muda, Gereja Blenduk, Lawang Sewu, Pantai Marina, Masjid Agung Jawa Tengah, Taman Lele, dsb. 
Gereja Blendug
Semarang juga memiliki sajian kuliner khas dan muantab yang tidak dapat ditemukan di daerah lain serta akan mengajak lidah anda bergoyang ketika menyantapnya.. :D Sajian kuliner tersebut antara lain Lumpia, wingko babat, kue moaci, bandeng presto, dll. 
Dijamin ketika anda datang dan menginjakan kaki pertama kali di Semarang, akan akan mendapatkan sensasi tersendiri dan akan mendapatkan momen yang tak akan terlupakan..
so.. WELCOME TO SEMARANG, DUDE...